RAWAJITU SELATAN (HL) Susunan kepengurusan kelompok masyarakat (Pokmas) GSMK Kampung Wonoagung, Kecamatan Rawajitu Selatan, Kabupaten Tulang Bawang, dirombak total. Tahun ini, Pokmas setemapat dipimpin Hendra.
Menurut dia, perombakan yang dilakukan kepala kampung setempat, Rakam, demi peningkatan kinerja pokmas, sempat mendapat protes keras dari pokmas yang diberhentikan. “Yang bersangkutan yng juga mantan timses sempat menghentikan pelaksanaan penimbunan badan jalan dengan tanah merah, dan dia sempat meminta bagian dari dana Rp30 juta yang diperoleh karena kampung ini mendapat juara dua,” katanya.
Namun setelah Hendra, memberikan penjelasan barulah sang mantan anggota Pokma memahami dan siap ‘berdamai’.
Hendra menambahkan, tahun ini, dana GSMK di kampung tersebut dialokasikan untuk penimbunan jalan dengan tanah merah di ruas jalan dekat pasar setempat. “Jalan ondelah yang sudah ada digusur dan digantikan dengan tanah merah,” jelasnya.
Pria ramah ini mengatakan, dia dan anggota pokmas sekuat tenaga melaksanakan program unggulan bupati dan wakil bupati Tuba tersebut. “Sebab kami jugalah yang merasakan manfaatnya,” kata dia.
Pantauan, penimbunan jalan dengan tanah merah dilaksanakan dengan baik dan wajar jika kampung ini meraih juara seperti tahun lalu.
Ketika ditanya apakah tahun ini meraih juara, Hendra hanya menjawab akan melaksanakan program ini dengan sebaik-baiknya. “Kami akan bekerja apa adanya, tidak punya target.” terangya.
Kakam setempat, Rakam, mengaku tidak terlibat dalam pelaksanaan GSMK tahun ini. Namun dia berharap kepada pokmas agar melaksanakannya dengan baik. (Mustapa)
Sugandrio: GSMK Hargorejo Bermutu Tinggi
RAWAJITU SELATAN (HL) Ketua Kelompok Masyarakat (Pokmas) Gerakan Serentak Membangun Kampung (GSMK) Kampung Hargorejo, Kecamatan Rawajitu Selatan, Kabupaten Tulangbawang, Sugandrio, mengaku melaksanakan pekerjaan penimbunan jalan dengan tanah merah di kampungnya dengan baik. Sebab, kata dia, dengan demikian dia berperan aktif dalam membangun kampung.
Ketika ditemui di kediamannya, pria ramah ini menambahkan, tahun ini dan tahun lalu, dana GSMK di kampung tersebut dialokasikanuntuk penimbunan jalan dengan tanah merah. “Tahun lalu kami buat sebagus mungkin dengan ketebalan yang sangat memuaskan, tahun ini juga kami bangun dengan baik agar kendaraan tidak kepater,” terangnya.
Sugandrio yang juga seorang tenaga pendidik di SDN setempat ini menambahkan, saat pasang, ketinggian air primer sangat tinggi sehingga harus diimbangi dengan ketinggian badan jalan. “Lihat saja, badan jalan yang ditimbun tahun lalu masih terlihat bagus karena ketebalannya cukup tinggi, dan hal ini juga kami lakukan di badan jalan yang akan ditimbun tahun ini yakni di sisi sebelah primer,” urainya.
Meski dikerjakan dengan baik, namun Sugandrio pesimis kampungnya meraih juara GSMK tahun ini. “Gimana mau juara tahun lalu, meski tebal namun tidak diskrap dengan alat berat karena alat berat kesulitan masuk ke sini. Tidak seperti di Medasari dan Wonoagung yang mudah diakses alat berat milik PT WM. Wajarlah mereka yang meraih juara dua dan tiga,” ujarnya.
Dia menuturkan, GSMK sangat tepat untuk membangun kampung dan untuk tahun-tahun ke depan pihaknya mengalokasikan dana GSMK untuk penimbunan jalan jika disetujui bupati.
“Kalau untuk onderlah kurang pas karena tanahnya belum stabil,” pungkasnya. (Mustapa)
GSMK Hargo Mulyo Ajang Korupsi
RAWAJITU SELATAN (HL) Program Gerakan Serentak Membangun Kampung (GSMK) Kampung Hargo Mulyo, Kecamatan Rawajitu Selatan, Kabupaten Tulang Bawang, tahun 2013 berupa penimbunan badan jalan dengan tanah merah diduga asal jadi. Tanah merah sangat tipis dan terkikis air saat hujan sehingga lapisan tanah yang ditimbun muncul ke permukaan.
Sejauh ini, tidak ada pejabat yang berani menegur ketua pokmas yang diduga sengaja bermain api untuk meraup keuntungan. Ketika akan dikonfirmasi di kediamannya, ketua pokmas setempat, Kuswanto, tidak ada di tempat karena pulang kampung ke Pringsewu. Demikian juga dengan kepala kampung setempat, Bandarsyah.
Menurut sejumlah warga, pelaksanaan pekerjaan timbunan jalan dengan tanah merah di kampung tersebut tidak sesuai ketentuan. Mereka menduga, pokmas berusaha mencari keuntungan.
Warga berharap kecurangan tersebut dilaporkan ke Kejari Menggala agar diproses sesuai hukum yang berlaku. “Mereka diduga kuat menyikat uang negara,” kata warga.
Sebelumnya, camat setempat mengaku sudah memonitor GSMK semua kampung dan hasilnya memuaskan. Tetu saja pengakuan camat tersebut berbanding terbalik dengan kondisi lapangan.
Kecurangan GSMK di kampung sangat memungkinkan karena lokasinya jauh dari jalan poros Rawajitu. Setiap kali sidang ke Rawajitu Selatan, Bupati Hanan A. Razak memang tidak pernah singgah di kampung tersebut. Selain karena jauh, juga karena jalan menuju lokasi rusak berat terutama di wilayah Kampung Medasari. (Mustapa)
Dikonfirmasi, Kakam Bogatama Ngaku Pening
PENAWAR TAMA (HL) Kepala Kampung Bogatama, Kecamatan Penawartama, Kabupaten Tulang Bawang, Suroto, mengaku pening ketika dikonfirmasi karena mertuanya sedang menderita sakit dan memiliki anak yang sedang duduk dibangku kuliah di sebuah akademi kebidanan di Bandar Lampung.
“Saya pening karena anak saya masih kuliah dan mertua saya sakit,” keluhnya ketika ditemui di kediamannya di Bogatama belum lama ini.
Terkesan, Suroto mengeluhkan besarnya dana yang harus ia keluarkan untuk membiayai anaknya yang sedang kuliah dan mengobati mertuanya yang sedang sakit.
Entah kenapa, Suroto langsung mengeluarkan kata-kata pening saat ditemui. Kata-kata itu ia keluarkan beberapa saat setelah terjadi obrolan santai. Diduga kata pening menjadi senjata ampuh baginya saat menghadapi siapa saja yang menemuinya. (Mustapa)
Kakam Pulogadung Larang Wartawan Ketemu Pokmas
PENAWAR TAMA (HL) Kepala Kampung Pulogadung, Kecamatan Penawartama, Kabupaten Tulang Bawang, melarang wartawan menemui ketua kelompok masyarakat yang sedang melaksanakan pembangunan jalan onderlah program GSMK (Gerakan Serentak Membangun Kampung) tahun 2014 di kampungnya.
“Jangan bertemu pokmas dengan alasan apapun karena sebelumnya sudah ada wartawan yang bertemu,” kilah kakam.
Anehnya, kakam tidak memiliki alasan melarang wartawan menemui pokmas terkait pelaksanaan GSMK di kampung tersebut. Sebab, sesuai ketentuan, seorang kepala kampung tidak boleh mencampuri pokmas yang ada di desanya.
Kakam ini mengaku sebelumnya pernah ikut-ikutan menjadi wartawan karena diajak kawannya. “Saya juga pernah jadi wartawan,” katanya.
Kakam mengaku disuruh warga nyalon kepala kampung. “Saya tidak mendapat apa-apa sejak menjadi kepala kampung. Mobil Avanza yang saya kredit sudah saya over kreditkan kepada kawan saya, dan saat ini pakai mobil sedan seharga Rp40-an juta,” keluhnya. (Mustapa)
GSMK Sumber Jaya Hancur, Pokmas Cuek
GABA (HL) Sebuah ruas jalan di Kampung Sumber Jaya, Kecamatan Gedungaji Baru, Kabupaten Tulang bawang, yang dibangun dari dana GSMK tahun 2013 hancur dan sulit dilalui kendaraan roda dua dan empat. Menyikapi hal ini, pokmas setempat cuek dan tidak ada upaya perbaikan.
Diduga pelaksanaan pekerjaan ini tidak sesuai ketentuan karena batu belah disusun di atas badan jalan yang lebut karena digenangi air.
Seorang warga yang bermukim di dekat ruas jalan mengaku sakit perut jika melintasi jalan dengan memacu kendaraan dengan kecepatan 40 Km per jam. Menurut dia, hal ini karena kerusakan jalan sangat parah dan bergelombang.
Pantauan, ruas jalan yang rusak selalu digenangi air sehingga permukaan jalan terus turun, apalagi ruas jalan ini sering dilalui kendaraan pengangkut hasil bumi seperti kelapa sawit dan singkong.
Ketua pokmas kampung setempat adalah Brewok yang tempat tinggalnya dekat pabrik sawit PT SIP. (Mustapa)
Pitoyo: Bogatama Pertahankan Juara I GSMK
PENAWAR TAMA (HL) Ketua Pokmas GSMK Boga Tama, Kecamatan Penawar tama, Kabupaten Tulang Bawang, Pitoyo, optimis tahun ini kampungnya kembali meraih juara I GSMK seperti yang juga diraih tahun lalu. Sebab, kata dia, pembangunan jalan onderlah tahun ini juga dilaksanakan sesuai prosedur dan volumen pekerjaan juga ditambah dan mendapat swadaya dari petani plasma kelapa sawit yang ada di kampung tersebut.
Pria asal Wayabung Tuba Barat ini menambahkan, seperti tahun sebelumnya, GSMK setempat dialokasikan untuk pembangunan jalan onderlah di seputar pusat kampung sebab selama ini masih jalan tanah. Dia menambahkan, masih banyak ruas jalan di kampung tersebut yang belum dionderlah. “Kami memprioritaskan jalan yang berada di pusat kampung,” katanya.
Pitoy menambahkan, seperti tahun lalu, tahun ini pembangunan jalan onderlah dikerjakan sesuai petunjuk pelaksana, petunjuk teknis dalam rancangan anggaran biaya. “Semua material sudah ada di lokasi dan sudah dibelah, penyusunan batu sesuai ketentuan, warga juga sangat antusias menyambut program ini,” ujarnya.
Bogatama merupakan ibu kota Kecamatan Penawar Tama. Namun di kampung ini masih banyak terdapat ruas jalan yang belum dionderlah dan dilapen. Kepiawaian Pitoyo dalam mengelola GSMK tidak perlu diragukan lagi. Dalam dua tahun ini, dia selalu merealisasikannya dengan baik.